Ketika anda membuka laman ini, tentu anda bertanya-tanya. Sebenarnya, lebih penting edukasi atau pengalaman? Sejak dulu, sejak zaman Ir. Soekarno bahkan Budi Utomo, masyarakat terus diselisihkan dengan perdebatan kuno seperti ini. Sayangnya, tidak ada jawaban yang pasti dalam perdebatan seperti ini. Mari kita pahami sejenak apa itu edukasi menurut KBBI. Edukasi ialah dimana seseorang berproses untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai objek tertentu dan spesifik. Sedangkan pengalaman adalah suatu hal yang kita dapatkan dari melakukan sesuatu.
Meskipun edukasi dan pengalaman menjadi topik pro dan kontra yang tak terselesaikan di masyarakat, tetapi tidak ada salahnya jika kita menganalisis topik ini. Mari kita coba pikirkan bagaimana kehidupan manusia berlangsung sejak berjuta tahun yang lalu. 
Seorang bayi tidak pernah diajarkan untuk menggenggam tangan ibunya sesaat setelah lahir. Hal itu dikarenakan bayi memiliki insting dalam otaknya yang bekerja untuk mengenali ibunya. Sebut saja seperti itu. Bayi yang terus menggenggam jari ibunya tersebut berpengalaman dalam melakukan hal yang sama seterusnya dan mengetahui bahwa hal itu baik untuk dilakukan. Tetapi, seiring waktu berjalan, beranjak menjadi seorang remaja tidak bisa memakai sistem "pengalaman" untuk dijadikan pembelajaran mengenai hal yang baik dan buruk. Bayangkan jika pada zaman ini seorang remaja menggunakan rokok karena penasaran dan tidak tahu apakah hal tersebut baik atau buruk. Bahkan orang yang disebut baik pun dapat terjerumus kedalam hal yang buruk bila semua didasarkan pada pengalaman. Belum ditambah apabila hal buruk tersebut bersifat adiktif. Untungnya, sistem pengalaman tersebut lambat laun mengalir bersama sistem baru. Edukasi. Sekitar beribu-ribu tahun sebelum masehi, ketika dunia masih dipenuhi dengan sudut hijau dan biru, manusia mulai memikirkan cara untuk membuat sesamanya tidak terjerumus pada hal yang buruk. Dengan bahasa tubuh unik yang mereka lakukan, mereka dapat mengerti satu sama lain. Lagi-lagi pengalaman. Tetapi, lihat dari segi edukasi yang mereka ajarkan. Sebagian besar hal buruk akan terhindari. Mudahnya seperti, kita tidak perlu mencoba racun untuk mengetahui bahwa itu berbahaya. Pada era sekitar 1900 an, sistem edukasi terus berkembang dalam masyarakat bersama dengan sistem pengalaman. Bahkan di Indonesia sendiri, sejak masa penjajahan Belanda yang tiada hentinya, pembangunan sekolah-sekolah mulai tampak untuk meningkatkan SDM demi pembangunan Belanda.
Meskipun dengan tujuan yang negatif, Indonesia sendiri juga terciprat dampak positifnya. Bila dipikirkan kembali, dari situlah Indonesia mengetahui bahwa perkembangan teknologi Belanda dan cara berperang Belanda didasarkan pada edukasi. Indonesia yang mulai paham sedikit demi sedikit berjuang demi mendapatkan edukasi. Penjajahan terus berlangsung, edukasi terus berkembang dan munculah kurikulum-kurikulum baru. Dengan demikian, perkembangan teknologi informasi terus meningkat. Sayangnya, jika dilihat dari sudut pandang kritis, pelajar Indonesia masih banyak terpaku dengan sistem pengalaman. Banyaknya tokoh dunia yang kurang dalam edukasi, tetapi juga bisa sukses kedepannya menjadi patokan sebagian pelajar di Indonesia. Hal itu juga memberikan bumbu negatif pada jalan pikir pelajar. Malas belajar, malas berinovasi, dan malas mencoba menjadi penyebab utama lambatnya kemajuan di Indonesia.

Edukasi menjadi sangat penting dalam jalan kemajuan sebuah bangsa. Dengan bertumbuhnya minat dalam edukasi, para pelajar dapat mengembangkan otaknya agar bisa berpikir lebih kritis dan maju.
Jika terpaksa memilih antara edukasi dan pengalaman, maka saya akan memilih edukasi. Dengan adanya edukasi, tidak hanya semata-mata mempelelajari suatu hal. Tetapi dalam prosesnya, otak akan selalu bertumbuh membentuk sel-sel baru. Jalan pikir akan lebih maju, berwawasan luas, dan sebagainya. Bayangkan jika setiap individu dicerahkan dengan semangat edukasi yang tinggi. Maka dunia akan semakin maju, negara lebih maju, berkurangnya angka pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas.
Edukasi bukan hanya tentang menghafal ataupun mengerti, tetapi bagaimana otak anda mampu berkembang dan maju.
EduCenter sebagai pusat edukasi pertama dan terbesar di Indonesia dengan lebih dari 20 institusi pendidikan ternama.
"One stop education of excellence"
#educenter


Next
This is the most recent post.
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top